Menanamkan Cinta Al-Qur’an Sejak Balita — Bukan Hafal Dulu, Tapi Cinta Dulu

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari)

Banyak orang tua Muslim ingin anaknya menjadi penghafal Qur’an sejak kecil. Tapi sering kali, target hafalan lebih dikejar daripada menumbuhkan cinta dan keakraban dengan Al-Qur’an. Padahal, fondasi cinta ini yang akan membuat anak menjaga hubungan dengan Al-Qur’an seumur hidupnya.


Cinta Sebelum Hafalan

Balita adalah peniru yang luar biasa. Mereka belajar bukan dari perintah, tapi dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Maka, langkah pertama bukan memaksa anak duduk menghafal, tapi:

  • Membuat Al-Qur’an menjadi bagian indah dari kehidupan mereka.

  • Membuat anak merasa bahwa Al-Qur’an adalah teman, bukan beban.


Mengapa Menanamkan Cinta Al-Qur’an Sejak Dini Penting?

  • Masa balita adalah masa keemasan memori dan emosi.

  • Anak lebih mudah melekat pada sesuatu yang dikaitkan dengan momen bahagia.

  • Jika Al-Qur’an hadir saat suasana nyaman, anak akan punya asosiasi positif dengannya.


5 Cara Islami Menumbuhkan Cinta Al-Qur’an pada Balita

1. Perdengarkan Al-Qur’an Sejak Bayi

Putar murattal saat:

  • Anak bermain

  • Saat tidur siang

  • Di perjalanan naik mobil

  • Di rumah setelah Subuh

Pilih suara yang lembut dan penuh penghayatan (misalnya: Syaikh Mishary Alafasy atau Syaikh Muhammad Ayyub).

Anak akan menyerap irama dan intonasi Al-Qur’an tanpa merasa sedang “belajar.”


2. Jadikan Al-Qur’an Bagian dari Aktivitas Keluarga

  • Membaca surah pendek bersama sebelum tidur.

  • Murojaah sambil mandi sore.

  • Main tebak-tebakan ayat atau nama surat.

Kaitkan interaksi dengan Al-Qur’an dalam momen manis bersama orang tua.


3. Gunakan Buku & Mainan Bertema Qur’an

Gunakan:

  • Buku bergambar yang menceritakan kisah dari ayat Al-Qur’an (misalnya kisah Nabi Nuh atau Nabi Yusuf).

  • Puzzle huruf Hijaiyah.

  • Lagu Islami yang mengajarkan surah pendek.

Dengan pendekatan visual dan kinestetik, anak akan mengasosiasikan Qur’an dengan pengalaman menyenangkan.


4. Beri Teladan: Anak Meniru, Bukan Disuruh

Anak yang melihat orang tuanya:

  • Membaca Qur’an setiap hari

  • Menangis ketika mendengar ayat tertentu

  • Menyentuh mushaf dengan penuh hormat

Akan tumbuh dengan sikap yang sama. Kecintaan anak pada Al-Qur’an sering kali merupakan cerminan dari kecintaan orang tuanya.


5. Hindari Memaksa atau Memarahi Saat Belajar Qur’an

Balita belajar dengan hati dan pengalaman, bukan tekanan.

Jika anak menolak membaca, jangan dimarahi. Alihkan dengan:

  • Cerita dari ayat tersebut.

  • Peluk dan katakan, “Nanti kita coba lagi, ya. Qur’an itu hadiah dari Allah, bukan beban.”

Cinta tidak tumbuh dari tekanan, tapi dari kenyamanan dan keakraban.


Penutup

Jika kita ingin anak kita mencintai Al-Qur’an sepanjang hayat, tanamkan cinta itu sejak dini — lewat teladan, kehangatan, dan kedekatan emosional. Bukan hafalan yang utama, tapi ikatan batin dengan firman Allah.

Besok, kita akan lanjutkan dengan tema:
“Tidur Tepat Waktu dan Bangun Subuh — Menata Ritme Hidup Sejak Balita.”