“Anak tetangga mau kok main bareng dan gantian. Kenapa anak saya maunya main sendiri dan marah kalau mainannya diambil?”
Pertanyaan ini sering membuat orang tua khawatir. Kita hidup dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai berbagi, jadi saat anak balita tidak langsung bisa melakukannya, orang tua merasa ada yang “salah”. Padahal, tidak mau berbagi adalah fase normal dalam perkembangan anak usia dini.
🧠 Kenapa Anak Balita Sulit Berbagi?
Secara psikologi, balita masih berada dalam tahap egosentris — artinya, mereka belum bisa memahami bahwa orang lain juga punya perasaan, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda.
Menurut Jean Piaget, seorang tokoh besar psikologi perkembangan, anak usia 2–4 tahun melihat dunia dari sudut pandangnya sendiri. Jadi ketika mainannya diambil, dia merasa “dunia”nya direbut.
Selain itu, konsep kepemilikan baru mulai terbentuk di usia 2–3 tahun. Anak baru belajar mengatakan, “Ini punyaku,” dan itu bagian penting dari pertumbuhan identitas diri.
🧩 Fakta Menarik:
-
Anak usia di bawah 3 tahun umumnya belum mampu berbagi secara sadar. Mereka bisa terlihat “berbagi”, tapi sering kali karena diarahkan.
-
Usia 4–5 tahun, kemampuan empati dan pengertian mulai berkembang, dan anak bisa mulai berbagi dengan lebih sukarela — walau tidak selalu konsisten.
❤️ Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
✅ 1. Jangan Paksa Berbagi
Kalimat seperti:
❌ “Kok pelit sih, kasih dong!”
❌ “Ayo dong, masa nggak mau berbagi?”
…justru bisa membuat anak merasa bersalah atau bingung. Akhirnya, ia berbagi bukan karena tulus, tapi karena takut dimarahi.
Ganti dengan:
✅ “Kamu belum siap berbagi sekarang, ya? Tidak apa-apa. Kita bisa coba nanti.”
✅ 2. Berikan Contoh Nyata
Anak belajar paling baik dari meniru. Tunjukkan bagaimana Anda berbagi makanan, waktu, atau barang kecil, sambil menyebutkan perasaannya.
Contoh:
“Mama bagi rotinya sama Papa, biar bisa makan bareng. Senang ya kalau bisa barengan.”
✅ 3. Gunakan Konsep “Gantian”
Berbagi bisa dimulai dari latihan bergantian. Misalnya:
-
Gunakan timer: “Main mobil-mobilannya 5 menit, lalu gantian, ya.”
-
Jelaskan: “Kalau kita gantian, semua bisa ikut senang main.”
✅ 4. Siapkan Diri Sebelum Playdate
Sebelum bermain bersama anak lain, beri tahu:
“Nanti kamu akan main bareng Dafa. Kamu boleh simpan mainan yang tidak ingin dibagi, dan pilih mainan yang bisa dipakai bareng.”
Ini membantu anak merasa tetap punya kendali dan aman.
🎯 Refleksi untuk Orang Tua:
-
Apakah saya memberi ruang anak belajar berbagi secara alami?
-
Apakah saya tanpa sadar mempermalukan anak karena tidak berbagi?
-
Bagaimana saya bisa menjadi teladan berbagi hari ini?
✍️ Tugas Hari Ini:
Amati satu interaksi anak Anda hari ini—apakah dia:
-
Menolak berbagi?
-
Mau gantian?
-
Terlihat protektif terhadap mainan tertentu?
Tuliskan:
-
Apa yang Anda katakan atau lakukan?
-
Apa hasilnya?
-
Apa yang bisa dicoba lain kali?
🔔 Pesan Penting:
Jangan buru-buru menilai anak sebagai pelit atau egois. Yang mereka butuhkan adalah bimbingan, bukan tekanan.
💡 Kutipan Hari Ini:
“Empati tidak diajarkan lewat paksaan, tapi lewat teladan dan cinta yang konsisten.”
